Tayangan-tayangan infotainment yang membahas perseteruan, pertengkaran, dan perceraian para artis, informasinya didengar dan dilihat oleh para pemirsa TV. Beberapa pemirsa ada yang mengacuhkan, namun banyak juga yang menjadikannya sebagai bahan cerita yang menarik untuk diperbincangkan dengan teman-temannya.
Saat seseorang memaki, mencemooh, dan berkata sesuatu keburukan kepada / tentang orang lain, sudahkah ia mengevaluasi dirinya? Sudahkah dirinya mampu menjadi pribadi yang baik dan tidak seperti apa yang ucapannya yang merendahkan orang lain? Sudahkah ia lebih mengetahui kekurangan-kekurangannya?
Terlalu sibuk membahas kisah hidup orang lain yang dikenal atau tidak kenal membuat seseorang lupa waktu dan lupa mengurus urusan dirinya.
Pernahkah Anda mendengar pepatah yang mengatakan : “ketika jari telunjuk sedang menunjuk seseorang, 4 jari sedang menunjuk diri sendiri”. Apa artinya? Sederhana… Artinya kita seolah lebih mengetahui apa yang terjadi pada orang lain, daripada mengetahui diri sendiri.
Menilai, membicarakan, mengomentari orang lain memang terasa ringan dan mudah sekalipun tidak mengetahui dirinya yang sebenarnya.
Tidak ada larangan atau aturan dalam menilai, membicarakan, atau mengomentari siapapun selama bisa dipertanggungjawabkan dan benar. Bukan sebaliknya, yang bisa berakibat fitnah. Yang perlu diperhatikan yaitu, bahwa yang dinilai atau dikomentari bukan pada orangnya, namun perilakunya dan perbuatannya, karena yang baik dan tidak baik dari seseorang adalah perilaku dan perbuatannya. Setuju atau tidak setuju, senang atau tidak tidak senang, nilai perilaku dan sikapnya, bukan orangnya.